Kenapa Senja hanya Sebentar



    Pengabdian matahari pada sore ini akan segera usai, sore ini matahari seakan - akan  menyampaikan pesan kepada semua kehidupan di bumi untuk segera beristirahat. 

Ardi … Suara tetangga yang tiap sore selalu memanggil anaknya untuk menyuruh mandi, anak yang seusia Ardi  memang lagi rentan - rentan nya  dengan kesibukan bermain sampai lupa waktu untuk pulang. Saya pun tidak asing lagi dengan suara teriakan - teriakan seperti itu, memang di kampung saya pada sore hari anak - anak disibukan dengan kegiatan  mengaji di salah satu mushola. Jam di tangan sudah menunjukkan pukul 17.00 sore, saya pun menutup laptop untuk berhenti sejenak dari pekerjaan untuk menyelesaikan tugas - tugas.

              Diluar Lampu - lampu di jalan sudah mulai nyala, suasana sore kali ini lumayan bersahabat, saya bergegas menuju salah satu tempat favorit yang tak jauh dari rumah, di tengah perjalanan saya melihat Ibu - Ibu sedang bersiap - siap menutup pintu jendela rumahnya, ada pula bapak - bapak yang sedang duduk santai di depan rumah dengan memegang sebatang rokok dan secangkir kopi di atas mejanya, sesampainya di tempat tujuan saya langsung menuju spot yang sering saya tempati, dimana di tempat ini saya bisa melihat dengan jelas  pemandangan dan suasana langit di sore hari, suasana sore hari sebagai salah satu obat untuk menenangkan sejenak masalah - masalah yang ada dalam pikiran walaupun hanya untuk sementara dan ada juga yang bilang bahwa senja adalah salah satu anugerah tuhan yang begitu indah, dan saya sangat setuju dengan pendapat ini namun sayangnya sampai sekarang saya belum pernah melihat secara langsung proses matahari terbenam.

                Gadget yang dari tadi saya pegang saya gunakan untuk memotret dan mengabadikan suasana sore ini,  memang memotret juga salah satu hobi saya, namun hanya sekedar hobi saja, kadang sesekali hasil jepretan saya  kumpulkan dalam satu file yang pada saat kemudian hari bisa saya buka lagi. tiba tiba pundak saya ditepuk dari belakang, ketika saya menoleh, ternyata Fandi teman lama saya yang sudah lama tak bertemu, 

“ hey Ri lagi ngapain disini” Sapa fandi.

“  Eh kamu Fan, saya hanya jalan - jalan sore, Kamu kapan pulang ?

“ tadi pagi saya sampai, Masih suka santai - santai di tempat ini ya?

“ Ia Fan untuk menenangkan pikiran saja.

“ Apa aktivitasmu sekarang, kuliahmu gimana? tanya Fandi kembali .

Fandi ini salah satu teman yang sangat dekat dan Care kepada saya  walaupun jarak kami jauh, tetapi kami selalu memberi support satu dengan yang lain. Dulu kami sama - sama berjuang akan tetapi nasib Fandi lebih dulu beruntung dari pada saya, ia sekarang bekerja sebagai HRD di salah satu perusahaan, sedangkan saya masih bergelut di meja belajar untuk menyelesaikan kuliah. 

“Alhamdulillah Fan saya lagi nyusun Doakan supaya cepat selesai ya?

“ Itu sudah pasti, semoga apa yang kamu inginkan semoga terwujud ya Ri. 

“ Amin Fan, Pekerjaanmu gimana? tanya saya  kembali kepadanya 

“ Alhamdulillah lancar, Saya  mengambil cuti lima hari untuk pulang kampung.

Setelah itu kami lanjut bercerita kenangan di masa kecil yang hampir tiap sore kami habiskan waktu untuk bermain disini. Pernah suatu sore kami duduk termenung menatap langit, dan saya bertanya kepada Fandi 

"kenapa ya Fan senja hanya datang sebentar padahal dia selalu membuat hati dan pikiran merasa nyaman, Lalu pergi dan besok datang lagi entah itu dengan suasana yang sama atau dengan suasana yang berbeda” 

“ Kamu tau Ri, Senja tak pernah berjanji untuk datang dengan suasana yang sama, dan dari senja kita bisa belajar bahwa seindah apapun yang kita lihat dia memiliki batas untuk pergi.


Komentar

Postingan Populer